Menjaga akuarium bukan hanya tentang memilih ikan yang cantik dan tanaman yang menarik, tetapi juga tentang memastikan bahwa ekosistem kecil ini tetap bersih dan sehat. Salah satu komponen terpenting dalam menjaga kesehatan akuarium adalah media filter biologis.
Tapi, apa sebenarnya media filter biologis itu? Apakah benar-benar begitu penting untuk ikan didalam akuarium? Tentu saja jawabannya iya, karena kita berusaha menciptakan ekosistem kecil didalam sebuah kaca dengan bantuan penyaringan dari filter.
Jadi jika kamu masih ragu atau bingung memilih media biologis filter, berikut akan admin berikan ulasan dari masing-masing media filter biologis terbaik untuk akuarium yang bisa kamu coba.
Apa itu Filter Biologis?
Filter biologis adalah komponen yang sangat penting dalam menjaga ekosistem dalam aquarium tetap seimbang dan sehat. Bayangkan, dalam sebuah aquarium, ada banyak makhluk hidup yang beraktivitas, mulai dari ikan hingga tanaman air.
Semua aktivitas tersebut menghasilkan limbah, baik itu dari sisa makanan, kotoran ikan, atau materi organik lainnya. Nah, di sinilah peran filter biologis menjadi sangat penting.
Filter biologis bekerja dengan cara memanfaatkan bakteri baik untuk mengurai limbah yang ada dalam air. Limbah ini, yang sebagian besar terdiri dari amonia, nitrit, dan nitrat, bisa sangat berbahaya jika dibiarkan menumpuk dalam air.
Amonia dan nitrit, misalnya, bisa meracuni ikan dan membuat mereka stress, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Namun, berkat adanya filter biologis, bakteri nitrifikasi yang ada di dalamnya mampu mengubah amonia menjadi nitrit, dan kemudian nitrit menjadi nitrat yang lebih aman. Nitrat ini kemudian bisa diserap oleh tanaman atau dihilangkan dengan cara mengganti air aquarium secara berkala.
Dengan kata lain, filter biologis berfungsi sebagai “pembersih alami” yang menjaga kualitas air tetap aman dan sehat bagi seluruh penghuni aquarium.
Jenis Media Filter Biologis Terbaik Untuk Akuarium
1. Bioball
Bioball adalah salah satu media filter biologis yang paling populer dan ekonomis. Terbuat dari plastik polipropilena, Bioball memiliki bentuk bulat dan dirancang dengan permukaan yang banyak untuk mendukung pertumbuhan bakteri nitrifikasi.
Dengan harga yang sangat terjangkau, sekitar 150-300 rupiah per butir, media ini menjadi pilihan favorit bagi banyak penghobi akuarium. Bioball dikenal karena daya tahannya yang lama dan tidak mudah rusak. Namun, luas permukaan yang ditawarkan Bioball tidak terlalu tinggi, sekitar 220 m²/m³.
Dalam satu meter kubik Bioball, terdapat sekitar 7300 butir, yang masing-masing memberikan ruang bakteri seluas 30 cm². Meskipun begitu, Bioball tetap menjadi pilihan yang baik karena harganya yang murah dan kemudahan dalam perawatannya.
2. Ceramic Ring
Ceramic Ring, atau cincin keramik, adalah media filter biologis yang terbuat dari keramik dan berbentuk silinder dengan lubang di tengahnya. Media ini memiliki kepopuleran yang hampir sama dengan Bioball karena harganya yang juga terjangkau.
Namun, dalam hal keefektifan, Ceramic Ring lebih unggul. Permukaannya yang berpori memungkinkan media ini mendukung pertumbuhan bakteri lebih baik dengan luas permukaan antara 170-300 m²/m³. Sayangnya, Ceramic Ring memiliki kelemahan dalam hal ketahanan, karena mudah tergerus dan hancur.
Pada beberapa kasus, Ceramic Ring dapat hancur ketika akuarium diberi garam ikan, menyebabkan air menjadi keruh. Meskipun demikian, efektivitasnya dalam mendukung siklus nitrogen membuatnya tetap menjadi pilihan yang populer.
3. Cristal Bio
Cristal Bio adalah media filter biologis yang terbuat dari kaca yang dipanaskan hingga suhu 900 derajat, menghasilkan struktur berpori yang sangat luas. Sekilas, Cristal Bio tampak mirip dengan batu apung, namun lebih ringan saat dipegang.
Meskipun harganya relatif mahal, Cristal Bio sangat efektif dalam mendukung pertumbuhan bakteri nitrifikasi berkat luas permukaannya yang mencapai 295 m² per 100 liter. Dengan kemampuan menampung lebih banyak bakteri dibandingkan Bioball dan Ceramic Ring, Cristal Bio sering dianggap sebagai salah satu media filter terbaik.
Kelemahannya terletak pada harganya yang tinggi dan kerentanannya terhadap pecah.
4. Kaldnes K1
Kaldnes K1 adalah media filter yang terbuat dari polipropilena dan dirancang untuk selalu bergerak dalam filter bed fluidized. Gerakan ini memungkinkan Kaldnes K1 untuk membersihkan dirinya sendiri dan meremajakan koloni bakteri dengan melepaskan bakteri mati dan memberikan ruang bagi bakteri baru untuk tumbuh.
Media ini memiliki luas permukaan sekitar 800 m², yang cukup baik untuk mendukung pertumbuhan bakteri. Namun, penggunaan Kaldnes K1 membutuhkan ruang filter yang cukup besar dan aerator untuk menjaga media tetap bergerak. Meskipun demikian, Kaldnes K1 adalah pilihan yang sangat efisien untuk filter bed fluidized.
5. Kaldnes K3
Mirip dengan Kaldnes K1, Kaldnes K3 juga dirancang untuk bergerak dan membersihkan dirinya sendiri dalam filter bed fluidized. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuknya.
Kaldnes K3 memiliki ukuran yang lebih besar, sekitar 2,5 cm, tetapi luas permukaannya lebih kecil dibandingkan Kaldnes K1, yaitu sekitar 584 m². Meskipun demikian, Kaldnes K3 tetap efektif dalam mendukung pertumbuhan bakteri dan membersihkan air akuarium.
Kelebihan lainnya adalah kemampuannya untuk meremajakan koloni bakteri dengan mudah. Namun, seperti Kaldnes K1, Kaldnes K3 juga membutuhkan ruang filter yang besar dan aerator untuk menjaga media tetap bergerak.
6. Momotaro Bacteria House
Momotaro Bacteria House adalah media filter premium yang dikembangkan oleh Momotaro Koi Farm di Okayama, Jepang. Media ini dirancang khusus untuk mendukung pertumbuhan bakteri nitrifikasi dalam kolam koi, tetapi juga efektif untuk akuarium besar.
Momotaro Bacteria House memiliki bentuk lonjong dengan lubang di tengahnya dan terbuat dari bahan khusus yang meningkatkan kualitas air dengan mineral alami. Media ini memiliki permukaan yang sangat luas, memungkinkan kolonisasi bakteri yang optimal.
Namun, harga yang tinggi dan ukurannya yang besar membuatnya kurang cocok untuk akuarium kecil. Meskipun demikian, bagi penghobi koi, Momotaro Bacteria House adalah pilihan yang luar biasa.
7. Biohme
Biohme adalah media filter yang unik, terbuat dari kaca daur ulang dan berbentuk memanjang dengan ukuran sekitar 4 cm. Media ini memiliki warna coklat kemerahan dan mengandung mineral yang bermanfaat untuk pertumbuhan bakteri.
Luas permukaan Biohme mencapai 7300 m²/kg, yang memungkinkan media ini untuk mendukung kolonisasi bakteri dalam jumlah besar. Dengan hanya 1 kg Biohme, kamu dapat mengcover air hingga 3000 liter.
Media ini juga tersedia dalam varian untuk air tawar dan air laut, menjadikannya pilihan yang fleksibel dan efisien untuk berbagai jenis akuarium. Meskipun harganya relatif tinggi, keefektifan dan fleksibilitasnya membuat Biohme sangat populer.
8. Marine Pure
Marine Pure adalah salah satu media filter biologis terbaik yang tersedia di pasaran saat ini. Terbuat dari bahan keramik dengan teknologi Thin bio-film, Marine Pure memiliki permukaan berpori yang sangat luas, mencapai 13000 – 17000 m²/kg.
Teknologi ini memungkinkan air melalui banyak pori-pori, mendukung pertumbuhan bakteri nitrifikasi dengan sangat efisien. Marine Pure dapat digunakan baik untuk air tawar maupun air laut, dan keefektifannya dalam menguraikan amonia dan nitrit menjadikannya pilihan yang sangat baik.
Namun, harga yang tinggi dan kebutuhan untuk pembersihan rutin adalah beberapa kelemahan dari media ini. Meskipun begitu, manfaat yang diberikan oleh Marine Pure sebanding dengan biayanya.
9. Neo Media
Neo Media adalah media filter dengan pori-pori halus yang memungkinkan air dan oksigen mencapai bakteri nitrifikasi dengan efisien. Produk ini tersedia dalam tiga varian: pure, soft, dan hard, yang masing-masing memiliki sifat keasaman yang berbeda.
Neo Media pure bersifat netral, Neo Media soft sedikit asam, dan Neo Media hard bersifat alkali. Media ini memiliki luas permukaan sekitar 3200 m²/liter, menjadikannya sangat efisien dalam mendukung pertumbuhan bakteri.
Meskipun harga Neo Media cukup tinggi, keefektifannya dalam menjaga kualitas air dan stabilitas pH membuatnya menjadi pilihan yang populer di kalangan penghobi akuarium.
10. Lava Rock
Lava rock adalah batuan vulkanik yang sering digunakan dalam dekorasi aquascape, tetapi juga efektif sebagai media filter biologis. Batu ini memiliki pori-pori yang luas dengan permukaan sekitar 197 m²/m³, memungkinkan kolonisasi bakteri yang baik.
Lava rock adalah media yang alami dan ramah lingkungan, serta tahan lama dan stabil. Kelebihan lainnya adalah harganya yang relatif murah. Namun, lava rock memiliki bobot yang berat dan cukup sulit untuk dibersihkan. Meskipun demikian, lava rock adalah pilihan yang baik untuk mereka yang mencari media filter biologis yang terjangkau dan efektif.
11. Batu Apung (Pumice)
Batu apung adalah batuan vulkanik yang memiliki pori-pori luas dan dapat mengapung di air. Media ini memiliki luas permukaan sekitar 459 m²/m³, menjadikannya sangat efektif dalam mendukung pertumbuhan bakteri nitrifikasi.
Batu apung sering digunakan sebagai alternatif media filter biologis karena harganya yang murah dan kemampuannya untuk tenggelam setelah cukup lama direndam dan ditinggali bakteri. Kelemahan batu apung adalah perlunya direndam terlebih dahulu agar tenggelam dan memerlukan pembersihan teratur.
Namun, dengan harga yang terjangkau dan efektivitasnya dalam mendukung kualitas air, batu apung tetap menjadi pilihan yang baik untuk banyak penghobi akuarium.
Penutup
Memilih media filter biologis yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kualitas air di dalam akuarium kamu. Setiap jenis media filter memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga penting untuk mempertimbangkan kebutuhan spesifik akuarium kamu sebelum memutuskan.
Dengan media filter yang tepat, kamu dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman bagi ikan-ikan kamu.